Untukkamu yang saat ini masih berada dalam usia remaja, tips berikut ini akan berguna untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan kamu sehari-hari. 1. Kenali diri sendiri. Dalam hidup, hal pertama yang kamu harus lakukan adalah mengenali diri sendiri. Pahami siapa sebenarnya diri kamu terlebih dahulu sebelum berusaha memahami orang lain.
Remaja era milenium terhubung dengan internet dan media sosial hampir setiap saat. Interaksi dengan internet dapat menimbulkan beberapa efek negatif pada kondisi psikologis anak remaja. Salah satu yang paling kentara adalah pemikiran yang menganggap dirinya berharga berdasarkan komentar dan jumlah like yang mereka dapatkan di media sosial. Uncertain times Salah satu faktor stres yang dihadapi generasi masa kini adalah mereka tumbuh dalam ketidakpastian atau waktu yang tidak menentu. Tak cuma ketidakpastian akan masa depan tapi juga ketakutan dan perasaan tidak aman. Mereka merasa kapan pun dapat terjadi hal buruk seperti perundungan bullying, kecelakaan, kasus perampokan, pemanasan global, dll. Kondisi seperti ini sangat memengaruhi kondisi depresi pada remaja. Belum lagi pandemi COVID-19 yang juga dapat memberi kesan bahwa dunia bukanlah tempat yang aman bagi mereka dan masa depannya. Kondisi saat ini semakin meningkatkan kecemasan mereka yang sudah tinggi. Not enough sleep Kurangnya kuantitas dan kualitas tidur banyak dialami oleh remaja saat ini. Penyebabnya adalah banyaknya tugas dan aktivitas berselancar di internet yang tidak bisa dikendalikan. Tidur yang kurang akan berdampak pada kondisi fisik dan psikologis remaja. Lack of Community Hidup di zaman yang serba cepat dan penuh stres tentunya tidak mudah. Sayangnya saat ini kurang komunitas positif dan suportif untuk perkembangan kesehatan jiwa remaja. Kondisi kurangnya komunitas pendukung ini berdampak pada mudahnya depresi terjadi terutama bagi mereka yang kurang memiliki dukungan dari orang-orang terdekat seperti orang tua, keluarga, dan guru. Apa yg harus dilakukan orang tua untuk mencegah depresi pada anaknya? Hal penting yang perlu digarisbawahi adalah orang tua perlu menyadari bahwa kesehatan jiwa pada anak remaja sama pentingnya dengan kesehatan fisiknya. Sebagai orang tua, tentu kita sangat memperhatikan kesehatan buah hati. Membawanya ke dokter dan memberikan obat ketika mereka demam, batuk, dan semacamnya. Tapi sudahkah kita sebagai orang tua peduli terhadap kesehatan jiwa anak? Gejala depresi pada anak remaja seringkali tersembunyi, karena itu marilah untuk lebih perhatian dalam melihat perubahan-perubahan kecil. Ketika muncul gejala-gejala depresi pada anak remaja segeralah berkonsultasi dengan profesional kesehatan jiwa seperti psikiater, psikolog, perawat jiwa, atau dokter umum terlatih untuk segera mendapat pertolongan. Gejala depresi pada remaja Mengenali gejala depresi membantu orang tua melakukan pencegahan ataupun deteksi dini agar bisa dilakukan penanganan dengan segera. Menurut buku manual diagnosa kesehatan jiwa DSM 5 Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, depresi pada anak remaja memiliki gejala-gejala sebagai berikut Suasana hati yang sedih atau mudah tersinggung baper Minat yang menurun, sulit menikmati keseharian Penurunan konsentrasi dan sulit membuat keputusan lemot Kualitas dan kuantitas waktu tidur tidak sesuai, Insomnia sulit tidur atau hipersomnia terlalu banyak tidur Perubahan nafsu makan atau perubahan berat badan Kelelahan yang berlebihan, mudah capek, energi berkurang Memiliki perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan Pikiran berulang tentang kematian atau keinginan bunuh diri Agitasi psikomotor gelisah atau malas bergerak mager Seorang remaja bisa dikatakan mengalami depresi jika mengalami gejala-gejala di atas yang berlangsung selama setidaknya 2 minggu berturut turut. Semua gejala tersebut dapat mengganggu kehidupan sehari hari di sekolah, lingkungan sosial, dan keluarga. Mencegah depresi pada remaja Depresi pada anak remaja dapat dicegah dengan melakukan pola asuh yang tepat untuk mendukung kondisi mental anak. Misalnya Love Berikan cinta kasih dan perhatian pada anak dan pastikan anak tahu bahwa kita, orang tuanya, selalu ada untuk mereka. Conversation Dorong anak untuk mau bercerita tentang apa yang dialaminya, buat suasana yang membuat mereka nyaman dan bebas bercerita. Listen Pastikan kita mendengarkan apa yang anak ceritakan. Iya mendengarkan, bukan langsung menasihati apalagi menghakimi. Feeling Cari tahu apa yang anak sedang rasakan dan konfirmasi perasaan tersebut. Symptoms Kenali kemunculan tanda dan gejala depresi yang telah diuraikan di atas. Behavior Waspada terhadap berbagai perubahan perilaku yang ditunjukkan anak. Patience Sabar dalam menghadapi anak remaja, jangan memberi tekanan yang berat baginya. Educate Sampaikan pada anak apa itu kesehatan jiwa dan pentingnya menjaga jiwa tetap sehat. Coping Bantu anak dalam mempelajari keterampilan koping atau adaptasi yang efektif dalam menghadapi stres, misalnya dengan relaksasi. Rest time Pastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas. Problem solving Bantu anak dalam mencari pemecahan masalah yg efektif dan realistis. Environment Berikan anak lingkungan yang kondusif dan suportif untuk perkembangan mentalnya. Support Secara reguler selalu berikan dukungan, motivasi dan pujian bagi anak. Exercise Pastikan anak melakukan olahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan fisik dan jiwanya tetap baik. Be proud Sampaikan selalu pada anak bahwa kita bangga padanya, hal ini penting untuk membangun harga diri dan percaya dirinya Help Datang dan berkonsultasi dengan profesional untuk mendapatkan pertolongan. Sebagai orang tua pasti ingin anaknya memiliki prestasi gemilang dan nilai bagus di sekolah, tapi perlu dicatat bahwa kesehatan jiwa mereka jauh lebih penting dari itu semua. Kita perlu berhenti menganggap bahwa depresi pada anak hanya sesuatu yang dibuat-buat atau usaha anak remaja untuk mencari perhatian.
5YiH.